Pena disetubuhi palma, biduk hijau diendus kawah hitam bersenggama disetiap titik pukat merona kala itu
Licinnya laut dalam bibir melesat jauh merangkai melimpah taring-taring kepalsuan kala merangkai kata
Pena hijau hitam tempatku memupuk kata hidup dengan suara mendayu merayu disetiap indra
Alas kehidupan kutiupkan bersama huruf yang lahir diujung janji pahat habis tinta mengalir kugoreskan hidup diujung kata dengan tinta yang serupa namun sesekali tak sama menelanjangi kedustaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar