Menolak Bibir Dusta

Hijau putih merajam menggeliat disetiap genggaman, terotoar pipi mungil diraba bahkan dicekam seonggok debu dan angin

Pena disetubuhi palma, biduk hijau diendus kawah hitam bersenggama disetiap titik pukat merona kala itu

Licinnya laut dalam bibir melesat jauh merangkai melimpah taring-taring kepalsuan kala merangkai kata

Pena hijau hitam tempatku memupuk kata hidup dengan suara mendayu merayu disetiap indra 

Alas kehidupan kutiupkan bersama huruf yang lahir diujung janji pahat habis tinta mengalir kugoreskan hidup diujung kata dengan tinta yang serupa namun sesekali tak sama menelanjangi kedustaan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan

  Hilir pukat kental asin dilangit bergulir membentuk makna merangkul pesan Hitam kelabu remang itu menepi bak kumbang mengejar mawar cucur ...