Hilir pukat kental asin dilangit bergulir membentuk makna merangkul pesan
Hitam kelabu remang itu menepi bak kumbang mengejar mawar cucur coklat disebut merah menutupi bibir
Langit lisan menggema sang indra lari tak dapat berhenti tak tepat sesekali hitam dan kelabu menyeka amanat yang dilisankan
Pukat kental asin itu memutar roda setiap berhembusnya udara melahirkan bunyi pesan amanat, amanat menenggelamkanku menfhanyutkanku bahkan meremas rubuh tubuh bugar lantaran amanat tak sampai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar