Arsitek diriku

Tia aku melihatmu dipelupuk kain, merajut benang demi benang yang dibelai runcing taring bermata dibawah berpisau diatas 

Hengkang hengkang gerak telapak tangan memutar si putih tanpa cat. Kemilau cahaya terpancar membias di atas keningmu merajut simpul sutra ditanganmu

Kemilau itu membelah melahirkan tetesan peluh kemenangan, sumur bermata air, danau bermata air bahkan gunungpun mempunyai mata air namun peluh keringt itu tak butuh mata menghadirkan air tia

Peluh melangkah menemanimu cerita kain, benang dan jarum itu menuai cinta terbuai dalam peluh 

Tangan membelai setiap sudut kain tanpa denotasi yang ditemani konotasi. Sisi jalanan pelupuk pagi itu menopang strategi dalam menjahit jubahku bahkan hidupku mampu kau rancang tia ibuku tercinta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan

  Hilir pukat kental asin dilangit bergulir membentuk makna merangkul pesan Hitam kelabu remang itu menepi bak kumbang mengejar mawar cucur ...