Butir hujan kau rumuskan butir padi kau tiriskan butir kacang kau cangkul butir tasbih kau hitung
uncle bola itu, kelabu ditiupkan ruh rasa, rasa merebus mendung pada bola itu seketika menggelinding pecah dicerca petir isakku
Bila kau hapus, butir itu kering butir itu tak terlihat namun membekas menceraikan luka tanpa betadin
Uncle aku tersuir aku tersayat aku teriris namun takkunjung tenggelam lantaran aku serpihan dagingmu dan kau uncleku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar